4 Cara Wardah Jadi Ratu Kosmetik Halal Nomor 1 di Indonesia

Produsen kosmetik Wardah telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dengan berbagai produk unggulan dan kualitas mumpuni, PT Paragon Technology and Innovation (PTI) brand Wardah telah menjadi salah satu kosmetik terpercaya di Indonesia.

Saat ini, perkembangan industri kosmetik di Indonesia dan juga internasional mulai mengarah kepada industri kosmetik halal. Selain sesuai dengan prinsip Agama Islam, kosmetik halal juga tengah digandrungi oleh konsumen di Indonesia.

“Pertumbuhan kosmetik halal di Indonesia selama lima tahun kebelakang ini, pertumbuhannya sangat luar biasa. Drastis banget,” ujar Via Public Relation Wardah kepada Moneysmart.id.

Bahkan, tingginya permintaan produk kosmetik oleh konsumen di Indonesia, banyak sekali publik figur, artis, hingga perusahaan baru yang menggarap industri kosmetik di Indonesia.

“Jadi perkembangannya kosmetik halal itu pesat banget di Indonesia. Sekarang kayak jamur semua orang mau ngeluarin kosmetik dengan gampangnya. Artis-artis dan segala macam ikut,” ungkapnya.

Ketatnya persaingan yang terjadi, tak membuat Wardah khawatir akan hilangnya pangsa pasar kosmetik di Indonesia. Sebab, sudah puluhan tahun Wardah telah melayani konsumen di Indonesia.

1. Halal

Guna mempertahankan brand Wardah di pasar kosmetik nasional, saat ini Wardah terus mengedukasi dan sosialisasi akan pentingnya kosmetik halal.

“Karena memang kita edukasinya itu sudah dari bertahun-tahun sampai 24 tahun yang lalu sejak Wardah ada,” ujarnya.

Selain itu, pergeseran pola pikir masyarakat akan pentingnya kosmetik halal juga menjadi bagian penting perjalanan Wardah di Indonesia.

“Untuk saat ini label halal memang sudah menjadi referensi bagi konsumen. Kalau dulu memang belum, label halal menjadi nomor sekian. Kalau sekarang orang melihat kosmetik ini apalagi wanita-wanita yang berhijab utamanya preferensi kualitas dan halal itu sendiri,” ujar Via.

2. Kualitas Produk

Selain, label halal, yang sangat penting selanjutnya adalah kualitas produk yang dihasilkan.

Sebab, penggunaan kosmetik sangat bergantung pada kualitas produk yang dijual. Jika tidak bagus maka konsumen tidak akan kembali membeli produk yang sama, atau bahkan beralih kepada brand kompetitor.

“Saat ini lagi booming kosmetik halal. Apa-apa halal tapi kalau konsumen melihat kualitasnya tidak bagus mereka juga tidak akan kembali membeli lagi dan memang kualitas juga tetap prioritas utama. Karena memang saat ini saingan sudah banyak sekali dan yang lama-lama juga mulai bangkit kembali,” jelasnya. 

3. Inovasi Produk Mengikuti Tren

Kemudian, inovasi, pada tahap ini merupakan bagian terpenting agar mempertahankan pangsa pasar ditengah masyarakat. Dengan mengikuti tren dan keinginan pasar, makan akan terus diingat okeh konsumen.

Untuk Wardah sendiri telah menjalankan Research and Innovation Center yang memainkan peran penting adanya inovasi produk yang ditawarkan kepada konsumen.

Menempati lahan seluas 2.304 meter persegi di Tangerang, pusat riset dan pengembangan Wardah memiliki empat laboratorium utama. Diantaranya sebagai lokasi pembuatan formula dan uji coba produk yakni laboratorium powder untuk produk powder seperti compact powder, loose powder dan eye shadow.

Selain itu, laboratorium semisolida, untuk produk semisolid seperti lipstik, blush on, concealer, lip balm dan eye liner.

Kemudian, laboratorium emulsi untuk produk emulsi air dan minyak seperti krim malam dan pagi, bb cream, liquid foundation, lip cream dan maskara.

Selanjutnya, ada laboratorium liquid-surfaktan sebagai lokasi pembuatan formula dan ujicoba produk cair dan surfaktan. Seperti shampo, facial wash, micellar water, face mist, body mist dan EDT.

4. Ketersediaan Produk

Dalam menjalankan bisnis pada industri kosmetik di Indonesia, salah satu tantangannya adalah keterjangkauan produk di masyarakat. Sebab dengan jarak dan luas wilayah yang begitu besar, maka ketersediaan produk harus benar-benar diperhatikan agar mudah didapatkan atau dibeli oleh konsumen.

“Produk kita dekatkan dengan konsumen. Bahasa mudahnya itu produknya gampang ditemuin oleh pembeli di manapun. Kalau misalkan, brand-brand baru muncul orang masih susah dapat mungkin hanya bisa melalui online atau cuma bisa di beberapa acara -acara atau pameran,” kata Via.

Menurutnya, dengan mendekatkan produk kepada konsumen dan turun ke pasar, maka konsumen akan merasa lebih mudah mendapatkan produk yang dinginkan.

Hal ini juga untuk menekan peredaran kosmetik ilegal atau bahkan barang tiruan yang beredah di masyarakat.

“Jadi kami juga sudah kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Memang ternyata juga masih banyak kosmetik-kosmetik yang beredar yang belum ada izin dari BPOM. Itu menjadi saingan kita, apalagi orang Indonesia cenderung suka dengan yang baru,” pungkas Via.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah

Leave a Comment