5 Strategi Psikologi Penetapan Harga yang Bikin Bisnismu Laris Manis! – Untuk membuat bisnis semakin laku, kamu harus berani menerapkan beragam strategi penjualan. Entah dari kreativitas dalam pemasaran, hingga memainkan harga.
Peningkatan penjualan bisa dilakukan dengan memainkan harga jual sesuai dengan psikologi pembeli. Kalau di luar mungkin kita mengenalnya dengan istilah ‘psychological pricing’.
Artinya, pebisnis atau pemilik usaha menetapkan harga produknya secara strategis demi mendapatkan respons emosianal pelanggan guna mendorong penjualan.
Namun, penetapan harga dilakukan tanpa harus mengurangi atau menaikkan harga secara signifikan.
Lantas bagaimana cara menerapkan strategi penjualan dengan memainkan emosi pembeli? Berikut, ulasannya seperti dikutip dari Entrepreneur:
1. Mengurangi digit kiri dan menambahkan 9 di digit kanan harga

Kamu mungkin sering melihat harga nanggung, alias tidak bulat. Biasanya kamu bisa menemukan ini di toko-toko modern yang menjajakan pakaian atau barang-barang elektronik.
Caranya dengan membuat harga tidak bulat, misalnya harga pakaian Rp 400.000, tapi kemudian toko tersebut membuatnya lebih unik mengurangi digit paling kiri, dan menambahnya dengan deretan angka 9 hingga ke digit paling kanan, menjadi Rp 399.999.
Bisa juga harga baju Rp 350.000 tapi kemudian ditulis di-tag harga menjadi Rp 349.999.
Universitas Chicago seperti dikutip dari Entrepreneur telah melakukan penelitian penerapan harga ini di pakaian wanita.
Mereka menjajakan baju dengan harga US$ 34, US$ 39, dan US$ 44. Hasilnya yang paling banyak terjual adalah seharga US$ 39, padahal ada yang lebih murah dari itu.
Kalau kamu lihat di website Ibox, semua barang yang dijajakannya entah itu Iphone, Ipad, Mac, atau aksesori lainnya pasti harganya berakhiran angka 9. Itulah strategi penjualan yang telah diterapkan oleh banyak toko-toko modern.
Baca juga: 9 Nasihat Bob Sadino Biar Bisnis Modal Kecil Untung Besar
2. Penetapan harga bulat

Kalau strategi ini mungkin kebalikannya dari strategi penjualan yang sebelumnya, yaitu dengan pembulatan. Misalnya kamu gak tega untuk mengurangi harga meski hanya satu rupiah saja, kamu bisa melakukan strategi yang ini.
Anggap saja biaya produksi barang yang kamu jajakan sebesar Rp 111.500, tapi kamu bisa membulatkannya menjadi Rp 150.000 untuk menjualnya.
Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, ternyata harga bulat justru lebih mudah diproses dan menimbulkan ketergantungan pada perasaan konsumen untuk membeli barang tersebut.
Dalam penelitian tersebut, peneliti melakukan eksperimen dengan menjual wine seharga US$ 40,00, US$ 39,72 atau US$ 40,28. Hasilnya, lebih banyak yang membeli US$ 40.00.
3. Strategi diskon yang kreatif, misal ‘Beli Satu Gratis Satu!’

Inilah strategi penjualan yang paling banyak memikat para pembeli, yaitu harga diskon. Kamu bisa menerapkan diskon misal 10 persen, 20 persen, 50 persen, bahkan 100 persen tapi dengan berbagai syarat dan kententuan.
Salah satu yang paling banyak dilakukan adalah ‘Beli Satu Gratis Satu’. Dengan cara seperti itu, penjual bisa menarik hasrat berbelanja masyarakat dengan sangat cepat.
Biasanya, barang yang dijajakan adalah yang gak pernah dilirik masyarakat, atau kalau untuk makanan, adalah produk yang hampir mendekati masa kadaluwarsa.
Coba kreasikan diskonmu sendiri, misalnya beli dua, untuk produk yang kedua mendapatkan potongan 50 persen. Atau beli satu, bisa mendapatkan potongan harga 20 persen untuk beberapa produk yang dibelanjakan berikutnya.
4. Menempelkan produk berharga mahal dengan yang berharga standar

Strategi penjualan ini mungkin agak sedikit licik, yaitu dengan memberikan dua harga berbeda ke pada produkmu yang padahal memiliki kualitas yang sama.
Satu, kamu kasih harga mahal atau lebih tinggi dari produk satunya. Kemudian barang tersebut ditempatkan di tempat yang sama secara berdekatan, kalau perlu berdempetan. Tujuannya, untuk membuat produk tersebut terlihat lebih menarik untuk dibeli.
Cara seperti ini biasanya lebih efektif untuk produk-produk mewah, seperti misalnya jas. Ada jas seharga Rp 2.000.000 dan didampingkan dengan yang harganya Rp 1.500.000.
Jas yang harganya Rp 2.000.000 akan lebih menarik pelanggan karena berpikiran yang mahal kualitasnya lebih bagus, padahal, kualitasnya sama.
Dengan cara itu, pemilik toko jas mendapatkan keuntungan yang lebih besar, hanya dengan memainkan emosi pelanggannya.
5. Tonjolkan harga baru yang lebih murah dengan visualisasi yang menarik

Misalnya kamu mempunyai dua produk yang sama, tapi satu di antara produk tersebut didiskon dengan harga lebih murah, untuk lebih memikat minat pembeli, coba tonjolkan produk diskonan itu di tempat yang mudah dilihat, dijangkau dan enak dipandang visual.
Untuk membuat tampilan visualnya lebih menarik perhatian, bisa dikasih pernak-pernik berwarna di papan harganya, bisa juga mengubah font tulisan menjadi lebih menarik.
Dengan cara ini, mereka gak bakal melihat lebih jauh berapa sih perbandingan harga yang baru ini dengan yang lama. Padahal, para penjual menurunkan harganya juga gak jauh-jauh banget.
Setelah mengetahui lima strategi penjualan di atas, bisa deh sesegera mungkin kamu terapkan. Tapi ingat ya, indikator untuk meningkatkan penjualan itu bukan cuma strategi permainan harga saja, melainkan kualitas produk yang dijual. (Editor: Chaerunnisa)