Dua putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep baru saja meluncurkan outlet terbaru dari bisnis mereka, Mangkok Ku x Goola. Outlet ini sejatinya sudah ada sejak September 2019, namun baru saja diresmikan pada 21 Oktober kemarin.
Semua sudah tahu dong bahwa Goola merupakan brand minuman yang diluncurkan oleh Gibran dan Kevin Susanto. Minuman ini memiliki beragam varian seperti es doger jeger, es kacang hijau, dan es gula aren. Goola pun disuntik US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliaran oleh Alpha JWC Ventures.
Sementara itu apa kamu sudah tahu tentang Mangkok Ku? Brand makanan yang satu ini punya tagline, Bersih Merakyat Nikmat Nyata.
Penasaran sama sekilas fakta mengenai bisnis kuliner anak presiden yang satu ini? Yuk simak ulasannya.
1. Kolaborasi Chef Arnold, Randy Julius, dan dua anak Presiden RI
Kalau Goola adalah punyanya Gibran, dan Ternakopi adalah bisnisnya Kaesang. Maka Mangkok Ku adalah bisnis Gibran dan Kaesang plus Chef Arnold Poernomo, juri di acara Masterchef serta Randy Julius.
Kolaborasinya gak main-main lho ya, sama chef kondang sekaligus. Tentu saja, harapan dari kedua putra presiden ini adalah agar bisa menciptakan hidangan yang luar biasa enak dan bikin pelanggan ketagihan.
Bicara soal sepak terjang, Chef Arnold memang lahir dari keluarga yang punya latar belakang di bisnis kuliner. Neneknya adalah koki, dan sejak 14 tahun Arnold sudah aktif di dapur.
Kakak dari kontestan Masterchef Australia Season 7 ini, telah ditunjuk menggantikan Chef Juna Rorimpandey sejak tahun 2013.
2. Bernuansa Jepang
Konsep dari Mangkok Ku ini sendiri gak murni 100 persen masakan Indonesia. Mereka justru memadukannya dengan konsep rice bowl ala Jepang.
Menurut pernyataan Julius, pada awalnya bisnis ini memang ditujukan untuk jadi bisnis kuliner yang bisa dipesan via ojek online. Namun singkat cerita malah jadi restoran.
Kabarnya, restoran ini pun jadi dalam waktu singkat saja yaitu tiga bulan setelah pertemuan Julius, Arnold, Kaesang, dan Gibran. Cepet banget ya! Maklum mereka semua adalah pebisnis ulung, urusan konsep dan lain sebagainya sudah gak perlu pikir panjang.
Kerennya, tanggapan masyarakat juga cukup positif atas kehadiran bisnis yang satu ini. Gerai mereka langsung diserbu lho. Antrean pelanggan di resto ini juga sangat panjang.
3. Baru ada dua outlet
Outlet dari Mangkok Ku memang baru ada dua. Tapi kalau dua saja sudah ramai apa kabar jika banyak ya?
Menurut keterangan di bio akun Instagramnya, mereka memang berniat membuka outlet baru di Sunter dan Living World.
Urusan buka membuka outlet itu bukan hal yang mudah. Tawaran untuk kerja sama mungkin banyak, tapi menjaga kualitas makanan dan konsistensi rasa hidangan tentu jadi tantangan yang cukup berat.
Tapi kebayang gak sih kalau saja outlet mereka tiba-tiba sudah ada di mana-mana. Cuan yang masuk ke kantong mereka tentu gak sedikit.
4. Logo karikatur Mangkok Ku karya anak UGM
Menurut penelusuran di media, logo bisnis mereka yang berupa karikatur wajah Kaesang, Gibran, Arnold, dan Julius, ternyata adalah karya Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Terlihat sederhana, tapi nyatanya cukup menarik di mata pelanggan. Gak sedikit para pelanggan yang akhirnya selfie di logo ini.
Sementara itu, untuk konsep interiornya restonya, mereka menerapkan konsep minimalis saja dan open kitchen. Intinya pengunjung bisa melihat langsung proses memasak hidangan di sini.
5. Berapa harga hidangannya?
Nah yang paling penting setelah rasa adalah harga. Taglinenya sih “merakyat,” tapi apa betul harganya merakyat?
Untuk menu brisket andalan mereka yang dilengkapi dengan Onsen Egg, kamu harus merogoh kocek Rp 59 ribuan. Namun untuk menu ayam, kisaran harganya Rp 39 hingga Rp 40 ribuan.
Gimana merakyat gak?
Kalau dibandingkan dengan Mottomo yang terletak di Pacific Place, jelas Mangkok Ku jauh lebih murah. Hidangan rice bowl ala Jepang seperti ini bisa dibanderol Rp 135 ribuan di Mottomo.
Bisa dibilang beda-beda tipis dengan Yoshinoya. Hanya saja penyajian hidangan di Mangkok Ku lebih kreatif. Itulah sekilas mengenai bisnis kuliner terbaru para putra Presiden. Tertarik untuk nyoba? (Editor: Winda Destiana Putri).