COVID-19 Mengubah Gaya Hidup Masyarakat, Produk Ini Banyak Dicari saat Pandemi

Virus corona atau covid-19 menjadi perhatian serta kekhawatiran banyak umat di dunia. Gaya hidup masyarakat kini pun berubah akibat adanya peraturan dari pemerintah di setiap negara, mulai dari social distancing hingga lockdown. Gak cuma itu, beberapa produk bisnis yang dulunya gak dicari kini sontak menjadi buruan banyak orang. 

Virus corona pertama kali menyebar di provinsi Wuhan, China dan akhirnya menyebar ke ratusan negara dalam kurun waktu yang relatif cepat. Virus ini juga sudah banyak memakan korban, baik di Wuhan maupun Italia, bahkan di Indonesia setidaknya 19 orang meninggal akibat covid-19. 

Di Indonesia sendiri kasus corona baru diumumkan pada awal Maret 2020, di mana terdapat dua orang positif terpapar dan mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSPI Sulianto Suroso, Jakarta Utara. Selang seminggu, jumlah pasien terpapar virus corona terus bertambah dan pemerintah menaikkan status wabah ini menjadi bencana nasional atas instruksi resmi WHO.  

Gak cuma itu, Presiden Jokowi dalam konferensi persnya dalam penanganan kasus covid-19  per tanggal 15 Maret 2020 lalu. Presiden Jokowi mengimbau kepada seluruh Aparatur Sipil Negara dan masyarakat lainnya, terutama yang berada di kota besar seperti DKI Jakarta untuk melakukan aktivitasnya di rumah.

“Saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong, kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah virus corona ini tertangani dengan maksimal,” terang Jokowi, mengutip dari Liputan 6.

Akibat pandemi corona, sektor bisnis menjadi paling terasa dampaknya karena harus membatasi aktivitas. Akibatnya kerugian pun tak bisa dihindari. 

Namun dibalik fakta tersebut, terdapat beberapa industri bisnis yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari merebaknya kasus covid-19 ini. Yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini: 

Seberapa parah covid-19 mempengaruhi perekonomian dunia?

COVID-19 mempengaruhi ekonomi secara global

Wabah virus corona harus diakui menjadi tamparan yang terasa bagi ekonomi dunia semenjak krisis finansial tahun 2008 lalu. Menurut data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan turun 0,5 persen dari 2,9 persen di tahun 2019, di angka 2,4 persen pada 2020 ini.

Salah satu negara yang sudah merasakan dampaknya tentu adalah China. Raksasa ekonomi dunia ini terpaksa harus mengalami penurunan ekspor hingga 17 persen dan impor sebesar 4 persen, sedangkan untuk defisit perdagangan turun sebesar US$ 7,1 miliar atau setara Rp 106 triliunan.

Seperti yang kita ketahui, China merupakan pangsa pasar ekonomi terbesar di dunia. Hal ini menyebabkan efek domino yang berkelanjutan kepada negara lain bergantung pada produk-produk asal Negeri Tirai Bambu ini, termasuk Indonesia.

Begitupun dengan Amerika Serikat, pasar saham di Negeri Paman Sam tersebut juga bergejolak dengan merebaknya wabah covid-19. Sebut saja indeks saham Dow Jones yang turun lebih dari 25 persen dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan pada pertengahan Februari hingga pertengahan Maret 2020 ini.

Di Indonesia sendiri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) udah anjlok hingga 20 persen lebih dari angka Rp 5.900-an pada 20 Februari 2020 ke angka Rp 4.600-an di 16 Maret 2020. Jadi gak aneh jika perlambatan ekonomi yang cukup besar akan terjadi di dunia pada tahun 2020 ini.

Tapi dibalik fakta negatif di atas, ada beberapa pihak yang ternyata mendapatkan keuntungan lebih dari virus corona, kok bisa? Langsung aja yuk lihat di poin selanjutnya.

Produk bisnis streaming online, farmasi dan perlengkapan kesehatan justru banyak dicari masyarakat

Belanja secara berlebihan saat pandemi corona tidak baik lho

Langkah social distancing hingga lockdown serta pembatasan aktivitas di tempat umum membuat banyak masyarakat berbondong-bondong belanja keperluan rumah sebagai aksi panic buying. Sebagian besar kegiatan penduduk juga dihabiskan di dalam rumah mulai dari belajar, bekerja hingga beribadah.

Industri farmasi sudah pasti menjadi salah satu usaha yang diuntungkan dengan kelangsungan kesehatan masyarakat. Hand sanitizer, masker hingga sabun cuci tangan adalah hal wajib perlu dipersiapkan masyarakat untuk mencegah penularan covid-19. 

Uniknya, di Indonesia industri minuman jamu juga ikut terdongkrak pamornya karena dipercaya bisa meningkatkan imunitas tubuh. Sebut aja bahan dasar jahe yang harganya melonjak dari Rp 30 ribuan per kilo menjadi Rp 90 ribuan per kilo.

Selanjutnya ada industri streaming online seperti Netflix yang banyak dicari orang untuk menghabiskan sebagian waktunya menonton tv seri kesayangannya. Meskipun gak berdampak langsung terhadap keuntungan perusahaan, tapi dengan mewabahnya virus corona beberapa waktu belakangan ini layanan streaming online cenderung banyak dicari.

Virus corona cenderung mengubah gaya hidup masyarakat dunia

COVID-19 mempengaruhi gaya hidup masyarakat

Dengan adanya imbauan dari pemerintah terkait wabah virus corona ini sedikit banyak mengubah gaya hidup sebagian masyarakat dunia menjadi lebih peduli terhadap kesehatan sendiri. Contohnya seperti kebiasaan mencuci tangan, mungkin dulu sebagian orang menganggap remeh kebiasaan ini, kini sudah menjadi kewajiban. 

Namun pasca merebaknya virus corona, setidaknya masyarakat membutuhkan waktu 20 detik untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun agar lebih higienis. Lalu jika dulu handphone menjadi barang yang wajib dibawa ke mana-mana, saat ini hand sanitizer juga menjadi produk yang wajib ada di tas.

Gak hanya mencuci tangan, kebiasaan untuk berjabat tangan pun kini sedikit demi sedikit tergantikan dengan memberi salam ‘Namaste’ atau salam sikut yang beberapa waktu lalu dilakukan oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani bersama pejabat lainnya. 

Gaya hidup sehat dengan makan makanan seimbang, olahraga rutin dan minum multivitamin juga menjadi kebiasaan baru yang mulai diterapkan sebagian penduduk untuk menjaga imunitas dari penyakit.

Meskipun covid-19 bisa menyebar dengan cepat, kamu gak perlu panik banget kok sampai membeli kebutuhan keseharian sebagai langkah preventif. Waspada sih boleh saja mungkin dengan membeli masker, hand sanitizer atau bahkan langsung membeli menggunakan asuransi kesehatan. Asal semua itu bisa terukur dan sesuai dengan bujet bulanan kamu, ya. Stay safe dan health! (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).

Leave a Comment