Danau Kaolin, Potret Keindahan Tersembunyi Sisa Tambang Kosmetik di Bangka Belitung – Dari kejauhan, sudah nampak pasir halus berwarna putih yang menggunung layaknya sebuah bukit padang tandus. Bahkan sejak dari atas pesawat ketika hendak landing pun sudah nampak pemandangan danau berwarna biru diantara pasir putih layaknya gula halus tersebut. Danau kaolin, begitu orang Bangka Belitung menyebutnya.
Bangka Belitung memang dikenal sebagai wilayah kepulauan yang memiliki banyak pantai. Gak jarang, wisatawan mengeksplore pantai dan pulau saat tiba di kota yang terkenal akan kerupuknya tersebut. Apalagi setelah film Laskar Pelangi muncul saat itu, yang ada di benak kamu pasti pantai dengan bebatuan besar mengelilinginya.
Tapi ada hal yang perlu kamu tahu dari kota Timah ini lho guys. Provinsi Bangka Belitung memang banyak memiliki surga tersembunyi bagi siapapun yang ingin mengunjunginya. Tapi gak cuma pantai aja, kota ini menyimpang banyak objek wisata alam yang bikin kamu makin betah berlama-lama disini. Dari sekian banyak kota yang ada di Bangka Belitung, bergerak menuju Kota Toboali yang berjarak sekitar 125 kilometer dari kota Pangkal Pinang.
Toboali hampir menguasai seluruh pantai di Timur Bangka. Perjalanan menuju kota ini memakan waktu tempuh kurang lebih satu setengah jam dengan kendaraan roda empat. Untuk sampai kesini, kamu bakalan dimanjakan dengan pemandangan hutan, kebun sawit dan garis pantai. Bahkan kamu juga bisa melihat bekas pertambangan yang membentuk sebuah gundukan pasir berwarna putih halus.
Baca juga: Menikmati Keindahan Batu Belimbing dan Benteng Toboali di Bangka Selatan
Asal muasal danau

Objek wisata yang akan dibahas kali ini adalah Danau Kaolin. Danau bekas tambang yang memiliki dua warna berbeda ini letaknya gak jauh dari pusat kota Koba. Cukup berkendara selama 15 menit saja, kamu sudah bisa sampai ke lokasi ini. Dari turun kendaraan, objek wisata ini memang terlihat biasa saja. Layaknya bekas tambang yang memang sudah lama tak digunakan lagi.
Dengan menelusuri medan pasir berwarna putih nan kecoklatan, untuk mendekat ke arah danau ini kamu perlu berhati-hati. Pasalnya, pasir tersebut cukup licin jika kamu pakai untuk berlari atau berjalan terlalu kencang. Dengan menelusuri jalan yang menurun dan dibantu oleh kayu untuk kamu berpegangan, danau ini semakin cantik dilihat dari dekat. Apalagi jika kamu berkunjung di waktu yang tepat, menjelang sore hari saat matahari sudah mulai malu-malu memancarkan sinarnya.
Danau Kaolin merupakan salah satu objek wisata yang terjadi secara alami bekas sebuah pertambangan. Danau yang disebut-sebut mirip dengan yang ada di Islandia ini terletak di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Ini merupakan sebuah danau yang memiliki warna daratan putih bersih layaknya hamparan salju dan air yang berwarna biru muda.
Danau ini bukan berasal dari kawah gunung seperti Danau Kawah Putih Ciwidey di Bandung. Danau ini terbentuk dari bekas tempat pertambangan Kaolin yang telah ditinggalkan oleh masyarakat setempat. Terjadi secara alami dan begitu saja bekas galian tersebut kemudian membentuk sebuah danau yang indah dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Kaolin adalah mineral

Kaolin sendiri adalah mineral yang biasa digunakan di industri kecantikan seperti kosmetik. Bukan cuma itu saja, kaolin juga digunakan pada pasta gigi, kertas dan yang lainnya. Kaolin banyak digunakan karena sifatnya yang halus, putih, kuat, serta daya hantar listrik dan daya hantar panas yang rendah.
Sesuai dengan nama bahan tambang yang ada di danau ini, maka Danau Kaolin terbentuk dari bekas tempat pertambangan kaolin yang telah ditinggalkan. Dinding-dinding bekas lubang galian kaolin memiliki warna putih yang bersih, sehingga tampak seperti salju yang menempel di tanah.
Danau ini semakin memesona ketika berpadu dengan air yang berwarna biru toska. Air yang tertampung di dalam lubang-lubang bekas pertambangan kaolin tersebut diperkirakan berasal dari air hujan dan mata air yang berada di dasar bekas lubang galian pertambangan itu sendiri.
Danau tersebut berisikan air berwarna biru toska yang dikelilingi oleh batuan kapur berwarna putih. Air danau ini berwarna biru toska karena pantulan sinar matahari ke dasar danau yang berdinding tanah kaolin.
Bukan hanya biru, sisi lain danau ini memantulkan warna kehijauan. Jadi bisa dikatakan danau ini memiliki dua warna berbeda sekaligus, yakni biru dan hijau. Jika dilihat dari atas, sungguh danau ini semakin memancarkan keindahannya yang alami.
Danau Kaolin adalah saksi bisu kekayaan tambang Belitung. Danau itu terbentuk dari ceruk besar bekas penggalian kaolin yang dieksploitasi besar-besaran di kawasan tersebut.
Baca juga: Penampilan Penari Ceko Menambah Magisnya Pembukaan Toboali City on Fire 2019
Berenang di Danau Bikin Kulit Halus

Melansir laman Pesona.Travel, karena tidak mengandung belerang, banyak warga di sekitar danau yang menjadikan air danau untuk kegiatan sehari-hari, seperti mandi. Menurut beberapa penelitian, berenang di air yang mengandung kaolin dapat menyerap minyak berlebih, serta membuat kulit lebih halus.
Kondisi ini menjadikan wisatawan yang berkunjung tidak hanya bisa menikmati pemandangan saja, tetapi juga bisa bermain ataupun berenang menikmati segarnya air Danau Kaolin. Namun, kedalaman air di Danau Kaolin bisa mencapai 8 meter. Sebenarnya di area danau juga tidak disarankan untuk berenang langsung di danau tersebut. Jadi lebih baik menikmati pemandangan Danau Kaolin dengan berswafoto saja, ya.
Jika hendak ke tempat ini, kita tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya saja kita diwajibkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan dilarang membuang sampah sembarangan. Karena sudah banyak wisatawan yang mengetahui indahnya tempat ini, maka menjelang hari libur atau libur nasional biasanya Danau Kaolin ini ramai dikunjungi.
Apa saja yang bisa dilakukan disana?

Pasti banyak yang bertanya-tanya, apa saja yang bisa dilakukan di objek wisata tersebut? Apakah hanya sekedar foto-foto kemudian pulang? Jawaban untuk saat ini ya. Danau Kaolin Air Bara banyak dikunjungi wisatawan di waktu-waktu tertentu seperti musim libur panjang. Biasanya wisatawan yang kesini pun hanya sekedar berswafoto kemudian pulang.
Gak sedikit pula fotografer datang kesini untuk mengambil gambar keindahan danau. Menanggapi hal tersebut, pengurus danau ini mengatakan bahwa dalam beberapa minggu lagi lokasi ini akan ditambah beberapa aktifitas wisata.
“Seperti bermain atraksi wisata air mengayuh kapal di danau. Kapalnya sudah ada, tetapi memang masih perlu beberapa persiapan lagi,” papar Evo Isnanda, selaku pengelola danau ketika ditemui MoneySmart belum lama ini.
“Saat ini masih dalam tahap menyiapkan pelampungnya. Sudah ada 7 kapal yang bisa dinaiki wisatawan nantinya. Untuk tarifnya nanti per 25 menit akan dikenakan biaya sebesar Rp 20 ribu saja,” tambah dia.
Selain wahana air, pengelola juga akan menyiapkan penerangan yang memadai di lokasi wisata tersebut. Pasalnya, danau yang tutup pada pukul 18.00 ini belum dilengkapi banyak penerangan sehingga jika matahari sudah tenggelam, kondisi akan gelap.
Juga nanti akan dibuatkan taman agar wisatawan yang datang bisa melakukan kegiatan lainnya setelah menikmati keindahan danau. “Kalau saat ini wisatawan yang datang habis selfie, foto-foto lalu pulang, ke depan kami akan buat mereka semakin betah berlama-lama disini,” tambah Evo.
Biaya masuk objek wisata ini

Untuk masuk kesini kamu gak perlu mengeluarkan kocek banyak-banyak. Cukup membayar retribusi kebersihan saja sebesar Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat, Rp 10 ribu untuk bis, dan Rp 2 ribu saja untuk kendaraan roda dua. “Memang saat ini belum ada tiket masuk per kepala, karena itu tadi, masih banyak yang harus dibenahi. Kemungkinan ke depannya ya,” kata Evo.
Danau Kaolin (kulong biru) terletak di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah ini juga tidak memiliki jam buka seperti pada umumnya. Jadi kamu bisa datang pada pagi hari maupun sore hari. Ada dua pilihannya jika kamu ingin mendapatkan view yang bagus, datang di pagi atau sore hari. Saat matahari sudah mulai meredup atau saat baru saja terbit. Tidak disarankan untuk datang kesini siang hari ya. Kecuali kamu mau panas-panasan.
Bagaimana cara menuju Danau Kaolin

Berada di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, ini memiliki akses perjalanan yang lancar dan mulus jika berangkat dari Pangkal Pinang. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 1 setengah jam. Waktu tempuh dari Pangkal Pinang jika tanpa hambatan macet sekitar 1 jam 17 menit sepanjang 68 Km.
Danau Kaolin ini terletak tidak jauh dari Jalan Lintas Provinsi Koba-Toboali. Darisana, kamu akan melewati jalan lain kurang lebih 200 meter hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Sebelum tiba terdapat simpang empat yang masyarakat sekitar menyebutnya Simpang Bemban, tidak jauh dari persimpangan inilah Danau Kaolin berada.
Jika memulai perjalanan dari Kota Koba, waktu tempuh dari Kota Koba jika tanpa hambatan macet sekitar 17 menit sepanjang 12 Km.
Harga tiket pesawat ke Pangkal Pinang sendiri juga beragam. Mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 1,2 juta. Jika ingin cepat sampai, hindari lah penerbangan transit ya!
Masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2019

Memiliki daya tarik yang unik dan berbeda dari lainnya, Danau Kaolin ini masuk sebagai nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019. Danau ini merupakan objek wisata mini berupa bekas lubang tambang dan sudah ada sejak tahun 70-an.
Masuk sebagai nominasi, danau ini dianggap berbeda karena merupakan objek wisata pertambangan dan layak untuk dipromosikan. API sendiri merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia. API juga untuk mendorong peran serta berbagai pihak terutama pemerintah daerah untuk lebih berupaya dalam mempromosikan pariwisata di daerah masing-masing.
Nah itu tadi keindahan Danau Kaolin yang pastinya membuat kamu pengin langsung terbang ke Bangka Belitung bukan? Gak perlu jauh-jauh ke luar negeri dulu, di Indonesia saja banyak kok objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Jangan lupa, tetap jaga kebersihan saat berwisata dimanapun kalian berada ya! Semoga bermanfaat! (Editor: Winda Destiana Putri).