Di daerah Bintaro, ada sebuah warung kelontong yang ramah lingkungan, namanya Saruga. Ini tentu saja menjadi terobosan apik di tengah polemik sampah plastik yang tak kunjung terselesaikan.
Indonesia termasuk salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Lebih parahnya lagi, sampah tersebut sampai mencemari lautan. Sudah jelas itu akan mengganggu kestabilan pelestarian biota laut.
Dikutip dari CNN, Indonesia berada di posisi ke-2 sebagai negara dengan polusi laut atas sampah plastik terbesar di dunia. Total sampah plastik yang mencemari lautan di Indonesia per tahunnya mencapai 1,29 juta ton.
Rata-rata sampah plastik berasal dari industri-industri retail, seperti makanan kemasan, minuman kemasan, dan produk-produk kecantikan, seperti sampo, dan sabun.
Nah, toko Saruga memiliki semangat yang luar biasa untuk mengatasi permasalahan di atas, dengan cara tidak menggunakan kemasan plastik sama sekali.
Berikut ini fakta-fakta toko Saruga berdasarkan wawancara Lifepal dengan pemiliknya, Adi Asmawan.
Saruga, surganya bumbu dapur
Toko kelontong ramah lingkungan ini bernama Saruga. Kata tersebut diambil dari bahasa sanskerta yang artinya surga. Adi ingin menjadikan tokonya itu menjadi surga bagi orang-orang yang berbelanja.
Awalnya, niatan Adi cuma untuk menjual bumbu-bumbu masak saja, seperti kemiri, lada, dan lain-lain. Namun, selama riset dia sadar kalau hanya menjual bumbu, sulit untuk menjangkau pasar lebih luas lagi.
Baca juga: 10 Tips Hemat Uang yang Sederhana dan Ramah Lingkungan
“Dulu tuh awalnya saya cuma mau buka toko tapi jual bumbu doang, jadi surga bumbu gitu maksudnya. Cuma bumbu itu lebih spesifik, lebih berat berjuangnya, lebih segmented,” kata Adi saat ditemui di warung kelontongnya.
Kamu tidak akan menemukan plastik di sini
Warung yang terletak di Bintaro Sektor 1, Tangerang Selatan ini didirikan atas dasar keresahan pemiliknya.
Adi bukanlah seorang aktivis lingkungan, tapi dia memiliki pengalaman tidak mengenakkan berkaitan dengan sampah plastik. Dia menjadi korban dari buruknya pengelolaan sampah plastik oleh warga sekitar.
“Ketika saya sedang memikirkan bisnis apa, saya mengalami pengalaman gak enak dari keburukan sampah setiap harinya. Selama bertahun-tahun di lingkungan rumah saya, saya menghirup asap orang bakar sampah,” ungkapnya.
Dari pengalamannya itu, dia kemudian mengetahui bahwa persoalan sampah plastik yang kompleks bermula dari industri-industri retail.
Karena itu, dia ingin memutus peredaran sampah plastik itu dengan membuka toko kelontong yang menjual produk secara eceran, dan tanpa menggunakan sampah plastik. Jadi pembeli harus membawa wadah sendiri, karena di sini tidak menyediakan plastik.
Kamu bisa membawa botol dan keranjang sendiri untuk membawa produk yang kamu beli. Intinya, gak bawa wadah, ya gak bisa belanja!
Barang-barang yang dijual gak cuma bumbu dapur, tapi juga ada sampo sampai detergen
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Adi menilai kalau hanya berjualan bumbu dapur akan sulit untuk menjangkau pasar yang lebih luas, karena itu, dia gak cuma menjual food product saja, tetapi juga ada kategori personal care, dan home care.
Food product itu terdiri dari bumbu-bumbu dapur, biji kopi, sampai minyak goreng, yang semuanya sudah berlisensi BPOM.
Di kategori personal care ada sampo dan sabun yang pastinya ramah lingkungan, sementara di home care ada detergen, pembersih lantai, sabun cuci piring, dan lainnya.
Produk-produk yang dijual didapatkan langsung dari UKM dan juga hasil kerja sama dengan produk ternama. Contohnya untuk produk home care seperti detergen, cairan pencuci piring, sampai pewangi lantai, Saruga bekerjasama langsung dengan Unilever dan menyediakan refill station.
Total produk yang dijual di warung kelontong ramah lingkungan ini mencapai 228 produk. Jumlah terus akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya warung.
Produknya bisa dibeli eceran atau secukupnya demi mengurangi limbah organik
Semua yang dijual di Saruga, di jual dengan hitungan per gram. Kamu bisa ngecer sesuai dengan kebutuhannya, misalnya untuk seminggu atau untuk satu bulan sekalipun.
Harapannya, dengan sistem ecer ini, bisa berkontribusi mengurangi sampah organik sisa-sisa rumah tangga.
Contohnya seperti rawit bubuk yang dijual Rp 98/gram, kapulaga Rp 301/gram, tepung almond Rp 346/gram, dan masih banyak lagi.
Berencana buka cabang dalam waktu dekat
Salah satu misi dari Saruga adalah turut mengubah kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap sampah plastik, khususnya sampah rumah tangga.
Nah, Adi menganggap kalau hanya membuka satu toko saja, rasanya sulit untuk mencapainya, cara terbaiknya adalah membuka banyak cabang.
Kini, Saruga tengah mencari beberapa investor untuk membuka cabang baru, khususnya di wilayah Kota Jakarta.
Buat kamu yang pengin berbelanja ke Saruga, alamatnya ada di Jalan Taman Bintaro, Sektor 1, sebelah Superindo. Waktu operasionalnya buka setiap hari mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB. (Editor: Chaerunnisa)