Mau Bisnis Makin Berkembang? Jangan Sepelekan Etika Bisnis Ini

Gak cuma di pergaulan saja, di dunia kerja kita juga mengenal dengan yang namanya etika bisnis. Etika dalam kamus Bahasa Indonesia sendiri memiliki makna ilmu tentang mana yang baik dan mana yang buruk dan tentang hak kewajiban moral. 

Artinya kalau diterapkan di dalam dunia kerja, seorang yang terlibat dalam sebuah bisnis memiliki batasan-batasan dalam pelaksanaan proses bisnis. 

Untuk lebih jelasnya simak penjelasan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, dan contoh etika bisnis berikut ini. 

Pengertian etika bisnis 

Etika Bisnis

Berbisnis (Shutterstock).

Berbagai tokoh-tokoh ahli ekonomi memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang etika berbisnis. Tapi secara umum, etika bisnis adalah seperangkat aturan moral yang digunakan untuk mengatur dan menjalankan sebuah bisnis. 

Etika, membuat siapa saja yang terlibat di dalam proses bisnis mengetahui mana kegiatan/aktivitas yang menyimpang dan mana yang benar. Dengan begitu perusahaan bisa meminimalisir tindakan-tindakan yang menyimpang dan berpotensi merugikan bisnis itu sendiri. 

Dengan menerapkan etika, tujuan-tujuan bisnis dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh pekerja, klien, termasuk juga masyarakat sekitar. 

Tujuan etika bisnis 

Etika Bisnis

Karyawan perusahaan (Shutterstock).

Etika bisa dikatakan sebagai sebuah standar atau pedoman dalam melakukan proses kegiatan bisnis. Oleh karenanya, ada tujuan utama yang lebih besar yaitu menjaga keteraturan, membangun sistem moral, dan memandu tingkah perilaku, di dalam organisasi perusahaan. 

Baik untuk pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa harus menjunjung etika dalam berbisnis. Misalnya untuk atasan, mereka harus bisa menjunjung tinggi kebenaran sampai keadilan ke seluruh bawahannya dan juga klien yang mereka temui. 

Kemudian untuk bawahan atau karyawan biasa, mereka harus bisa menjunjung tinggi kejujuran, dan kesetiaan terhadap perusahaan. Sikap ini harus diterapkan saat berinteraksi dengan sesama rekan kerja, hingga dengan pihak luar. 

Manfaat etika bisnis 

Etika Bisnis

Meeting perusahaan (Shutterstock).

Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, manfaat yang bakal didapat oleh perusahaan adalah, seluruh proses bisnis bisa berjalan dengan lancar. Ketika proses bisnis berjalan lancar sesuai pedoman, otomatis bakal menarik dan mendatangkan banyak profit untuk perusahaan. 

Namun, sebaliknya, bila etika dalam bisnis tidak dijalankan semestinya, maka tujuan-tujuan tersebut akan sulit tercapai. Hasilnya, proses bisnis bakal berjalan kacau balau, jauh dari profit yang diidam-idamkan. 

Selain itu, apabila perusahaan menjunjung tinggi etika dalam bisnis, mereka akan mendapatkan kepercayaan dan citra yang baik dari pelanggan alias konsumen. Karena konsumen bakal merasa dilayani dengan baik tanpa ada penipuan. 

Prinsip etika bisnis

Etika Bisnis

Prinsip berbisnis (SHutterstock).

Etika dalam berbisnis bisa menghasilkan beberapa standar-standar baru dalam melakukan kegiatan bisnis. Artinya ada batasan-batasan hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk mendukung proses bisnisnya. Etika bisnis biasanya memiliki beberapa prinsip, berikut ini penjabarannya. 

1. Berintegritas 

Etika harus mengedepankan integritas perusahaan maupun pemimpinnya. Jadi jangan sampai segala proses bisnis yang dilakukan melanggar prinsip-prinsip dasar perusahaan hanya demi meraup keuntungan yang banyak. 

2. Jujur 

Etika harus menjunjung tinggi kejujuran. Dalam interaksi misalnya, jangan cuma gara-gara kamu pengin mendapatkan simpati klien, kamu memberikan informasi-informasi palsu tentang perusahaan. 

3. Loyalitas 

Etika harus melindungi rahasia-rahasia perusahaan dari kepentingan-kepentingan pribadi. Misalnya, kamu tidak bisa membongkar keburukan perusahaan dalam interaksi dengan orang lain, hanya karena ingin mendapatkan keuntungan pribadi. Prinsip ini juga harus dipegang meskipun seorang karyawan sudah tidak lagi bekerja di dalam perusahaan tersebut. 

4. Keadilan 

Tidak membawa-bawa kekuasaan secara sewenang-wenang. Semua pekerja berhak mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang posisi dan status. Gak cuma untuk internal, pihak eksternal perusahaan juga berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. 

5. Taat hukum 

Etika harus taat terhadap hukum-hukum atau regulasi yang berlaku. Hal ini harus dijunjug tinggi dalam melaksanakan segala proses bisnis. 

6. Akuntabilitas 

Setiap etika harus bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya. Pertanggung jawaban itu gak cuma ke perusahaan, tetapi juga ke pihak eksternal termasuk klien. 

7. Berkomitmen terhadap kesempurnaan 

Semua etika dilakukan sesempurna mungkin demi mencapai tujuan-tujuan bisnis. Setiap tugas dikerjakan secara sungguh-sungguh semaksimal mungkin tanpa ada kekurangan sedikitpun. 

8. Menjaga kehormatan orang lain 

Etika di dalam berbisnis harus bisa menghormati orang lain. Seorang karyawan atau perusahaan harus bisa menjaga privasi, martabat, hak, dan kepentingan orang lain termasuk klien. 

9. Saling menguntungkan 

Dalam berbisnis semua pihak harus sama-sama diuntungkan. Produsen bisa diuntungkan dengan bayaran yang didapatkan, sementara pembeli juga mendapatkan keuntungan dari kualitas produk yang mereka dapatkan. 

Contoh etika bisnis 

Etika Bisnis

Etika dalam berbisnis (Shutterstock).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita bakal kasih beberapa contoh-contoh etika bisnis dalam perusahaan maupun di dalam berhubungan dengan pihak luar perusahaan. 

1. Menjelaskan produk secara jujur ke klien 

Misalnya perusahaan kamu menjual sebuah produk fesyen, bahan-bahan yang kamu gunakan di dalam sebuah produkmu menggunakan kain bekas tukang jahit atau kain perca. Kamu harus menyampaikannya dengan jujur bahwa produk tersebut sebagian terbuat dari kain perca dan lain-lainnya. 

2. Jujur ke calon investor soal kondisi perusahaan 

Kamu adalah seorang bos di sebuah startup. Tapi sayangnya, profit startup yang kamu rintis itu tidak memuaskan, dan kamu membutuhkan dana segar untuk operasionalnya. Cara mendapatkan dana segar tentu melakukan pendekatan ke calon-calon investor. 

Nah, jangan cuma karena kamu pengin dapat dana segar, kamu memberitahukan kondisi perusahaan secara gak jujur. Misalnya, ketika profit bulan lalu kamu cuma mendapatkan Rp 10 juta, tapi kamu bilang ke calon investor profitnya Rp 100 juta, secara sengaja kemudian laporan keuangan dimanipulasi. Perilaku seperti itu sangat tidak etis bila diterapkan di dalam sebuah bisnis.

Karena namanya investor sejatinya ingin mencari keuntungan dari uang yang mereka gelontorkan. Mungkin keuntungannya tidak dari jangka pendek, tapi jangka panjang. 

3. Tidak membocorkan rahasia perusahaan saat sudah resign 

Loyalitas adalah salah satu prinsip yang harus dipegang dalam etika bisnis profesional. Salah satu bentuk loyalitas adalah, mau mematuhi perintah perusahaan dan atasan, dan yang terpenting tidak membongkar rahasia perusahaan ke pihak luar. 

Nah untuk poin yang tidak membongkar rahasia perusahaan, itu harus dipegang erat meskipun kamu sudah bukan dari perusahaan itu lagi. Tidak ada sanksi yang jelas kalau aturan tersebut dilanggar, tapi yang pasti kamu telah melanggar etika di dalam dunia profesional. 

4. Mengerjakan tugas yang diberikan atasan semaksimal mungkin 

Saat kamu diberikan tugas oleh atasan, kerjakan semaksimal mungkin, jangan asal-asalan. Karena tugas tersebut pasti memiliki peran yang sangat penting dalam proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. 

Artinya apa yang kamu kerjakan meski porsinya kecil, bakal memberikan pengaruh besar ke organisasi. Itulah kewajibanmu sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan.

5. Menolak uang suap 

Suap menyuap di dalam proses bisnis mungkin bukanlah hal yang rahasia lagi. Misalnya perusahaan sedang membuka tender untuk proyek tertentu, datanglah perusahaan yang berencana untuk masuk ke tender itu dan berharap lolos dengan menyogok salah satu petingginya. Perilaku tidak terpuji ini sudah jelas melanggar etika perusahaan.

Sekian dulu pembahasan mengenai etika bisnis. Sebuah proses bisnis tidak akan bisa berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan-tujuannya bila semua pihak yang terlibat tidak menjunjung tinggi etika.  (Editor: Winda Destiana Putri).

Leave a Comment