Mau Resign Kerja untuk Membangun Bisnis? Perhatikan Dulu 6 Hal Ini

Memiliki minat untuk membangun bisnis kadang mengalami benturan ketika masih menjadi pegawai kantoran. Nah berencana resign kerja dan pengin membangun bisnis bareng teman atau saudara? Kamu mesti perhatikan hal-hal berikut ini lho. 

Aktivitas kerja yang padat terkadang memberikan rasa jenuh, bosan, hingga kenyamanan dalam lingkungan kerja berkurang dan menyebabkan ingin mengundurkan diri atau resign. Rasanya sudah memiliki modal cukup dan pengin membangun bisnis ya sah-sah saja sih bagi kamu yang berencana resign kerja. 

Tak hanya itu, minat untuk berbisnis juga akan datang disaat merasa penghasilan utama tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Ketika memutuskan untuk berbisnis agar secara finansial mencukupi dan tidak mengalami defisit.

Namun demikian, tak hanya ingin membangun bisnis, pada umumnya seorang karyawan juga akan mengajukan pengunduran diri atau resign ketika gaji tidak mencukupi, pekerjaan terlalu berat, lingkungan kerja tidak nyaman, gesekan dengan teman ataupun atasan, hingga jenjang karir yang tidak jelas.

Yang perlu dipastikan sebelum mengundurkan diri harus memperhitungkan segala hal dengan matang. Kamu juga mesti perhatikan adalah apa yang akan dilakukan untuk mendapatkan penghasilan ketika resign dari kantor.

Tetapi, jika memutuskan untuk resign kerja dari kantor saat ini untuk membangun bisnis, ada baiknya pertimbangkan beberapa hal ini.

1. Tanyakan pada diri sendiri, “apakah sekarang waktu yang tepat?”

Bertanya pada diri sendiri apakah sekarang waktu yang tepat dalam membangun bisnis
Bertanya pada diri sendiri apakah sekarang waktu yang tepat dalam membangun bisnis, (Shutterstock).

Sebelum mengundurkan diri alias resign kerja, harus tanyakan pada diri sendiri apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri? Sebab dengan mengundurkan diri untuk berbisnis maka penghasilan utama dari pekerjaan secara otomatis akan berhenti.

Sebab, dengan bekerja perusahaan akan memberikan jaminan finansial setiap bulan berupa gaji yang dibayarkan. Jika berhenti maka jaminan finansial itu juga berhenti. 

Selain itu pikirkan dengan matang apakah memiliki tanggung jawab pekerjaan yang masih perlu diselesaikan.

Jika masih ada tanggung jawab yang harus diselesaikan, maka selesaikan terlebih dahulu jangan sampai meninggalkan sisa pekerjaan. Jika hal tersebut terjadi akan mencoreng nama baik kamu sebagai karyawan yang wajib mengabdi kepada perusahaan.

Kemudian, setelah tanggung jawab pekerjaan, pikirkan juga bila memiliki tanggung jawab finansial, apakah itu kredit rumah, kendaraan, atau pinjaman lain, sebab dengan tidak memiliki pekerjaan tetap, maka penghasilan juga tidak pasti.

2. Pastikan memiliki keyakinan tinggi terhadap bisnis

Memiliki passion dalam berbisnis perlu kamu miliki lho
Memiliki passion dalam berbisnis perlu kamu miliki lho, (Shutterstock).

Setelah memutuskan untuk mengundurkan diri untuk membangun bisnis, hal yang harus dipastikan adalah memiliki motivasi dan keyakinan yang kuat pada bisnis tersebut. Jangan sampai berbisnis hanya sekedar untuk ikut-ikutan atau sekedar iseng mengisi waktu luang.

Sebab dengan motivasi dan keyakinan kuat, maka akan mempengaruhi perjalanan bisnis yang akan dibangun dan meraih keberhasilan di kemudian hari.

Jangan sampai, bisnis yang dijalankan hanya seumur jagung dan tidak berkelanjutan akibat merasa bisnis dijalani gak berjalan dengan baik atau sesuai harapan.

Dengan motivasi kuat juga bisa memberikan semangat dan daya juang saat bisnis yang dibangun mengalami hambatan, tantangan, dan juga risiko kebangkrutan.

3. Siap keluar dari zona nyaman

Keluar dar zona nyaman sangat diperlukan lho bagi kamu saat membangun sebuah bisnis
Keluar dar zona nyaman sangat diperlukan lho bagi kamu saat membangun sebuah bisnis, (Shutterstock).

Membangun bisnis berarti mau untuk keluar dari zona nyaman ketika masih menjadi karyawan, sebab, ada beberapa hal yang harus direlakan ketika memutuskan untuk berbisnis, seperti liburan, waktu istirahat, tenaga, pikiran, hingga hura-hura bersama teman atau kerabat.

Sebagai pemilik bisnis, tentu tanggung jawab utama menjadi tanggungan sendiri, dan juga menuntut segala tenaga, waktu, pikiran dan sumber daya untuk dituangkan ke dalam bisnis yang sedang dirintis.

Demikian juga zona nyaman finansial, ketika menjadi karyawan maka akan menikmati hasil pekerjaan berupa gaji untuk kebutuhan hidup, lifestyle, hingga sosial.

Sedangkan ketika menjadi pebisnis, maka dari sisi finansial harus lebih cermat dan bijak menggunakan anggaran, dan memisahkan rekening bisnis dengan rekening pribadi. Hal tersebut tujuannya agar segala kebutuhan bisnis dan pribadi tidak tercampur dan membuat perhitungan arus kas perusahaan maupun pribadi menjadi tidak jelas.

4. Menerima perubahan gaya rutinitas

Berani untuk menerima gaya rutinitas yang ada saat ini
Berani untuk menerima gaya rutinitas yang ada saat ini, (Shutterstock).

Setiap ada perubahan dalam perjalanan karir, pasti ada perubahan gaya hidup dan rutinitas. Bagi sebagian orang menjadi pekerja kantoran adalah hal yang paling menyenangkan, mulai aktivitas dari bangun pagi, berangkat ke kantor, berbagi tugas dengan rekan kerja, hingga menyelesaikan target harian, dan pulang kembali kerumah setelah jam kerja selesai.

Akan tetapi, bagi yang mudah bosan, dan gampang jenuh, maka aktivitas yang monoton akan menjadi masalah. Pilihannya pasti akan mencari pengalaman, dan aktivitas baru, salah satunya adalah merintis bisnis.

Jika memilih jalan untuk fokus pada bisnis, maka yang harus dipersiapkan adalah menerima perubahan rutinitas harian. Jika di kantor biasanya dibantu oleh rekan kerja, maka saat berbisnis harus bersiap menghadapi jam kerja yang tidak menentu, melewati jam-jam sendirian, dan pastikan tidak bosan dalam menghadapi petualangan membangun bisnis.

5. Lebih disiplin

Lebih disiplin saat membangun sebuah bisnis
Lebih disiplin saat membangun sebuah bisnis, (Shutterstock).

Menjadi pribadi yang lebih disiplin tentu hal yang harus dimiliki saat fokus membangun Bisnis. Dengan disiplin maka segala strategi bisnis dan target bisnis yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Dengan kedisiplinan tinggi juga akan membuat aktivitas bisnis yang dijalani memiliki aturan dan penilaian yang jelas, sebab dengan membangun bisnis sendiri harus berfikir secara objektif dan terbuka.

6. Memiliki asuransi

Apakah kamu sudah memiliki asuransi saat memutuskan resign kerja dan memulai bisnis?
Apakah kamu sudah memiliki asuransi saat memutuskan resign kerja dan memulai bisnis?, (Shutterstock).

Dalam berbisnis tentu segala jerih payah dan kekuatan akan diberikan pada bisnis yang sedang dibangun. Dengan kerja keras dan etos kerja yang kuat tidak jarang orang sukses itu membangun bisnis dari nol.

Namun, terkadang jika memiliki bisnis pribadi akan terlalu fokus terhadap aktivitas bisnis, perkembangan bisnis, omzet bisnis, dan margin keuntungan yang didapat. Hal yang sering terlewat dan lupa adalah proteksi diri dan keluarga.

Pastikan sebelum memiliki bisnis, terlebih dahulu memiliki proteksi diri dan keluarga berupa asuransi, sebab beberapa faktor seperti fisik, mental, dan finansial jangan sampai diabaikan karena dapat mengganggu kestabilan bisnis, dan keharmonisan rumah tangga.

Jangan sampai, karena terlalu fokus pada bisnis, faktor kesehatan, dan proteksi diri terlupakan begitu saja. Nah dari sekarang mulai yuk siapkan proteksi diri dan keluarga. Nah itu hal-hal yang mesti kamu perhatikan jika mantab buat resign kerja dan berencana membangun sebuah bisnis. Semoga bermanfaat buat kamu yang memiliki jiwa entrepreneur! (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).

Leave a Comment