Membuka restoran steak memang sangat menggiurkan nih, apalagi dengan keuntungan yang didapatkan. Tapi jangan salah lho, ketika memutuskan buat membuat bisnis ini kamu bakal dihadapkan dengan banyaknya pesaing. Tapi gimana sih caranya mendapatkan untung Rp 300 juta per bulan?
Hidangan daging yang satu ini memang selalu dipandang sebagai salah satu menu makanan mewah. Kalau kamu pergi ke restoran yang menyajikan menu daging steak, harganya pun cukup menguras dompet ya apalagi dengan kualitas premium.
Buat satu porsi steak dengan menu tambahan mashed potato serta sayur mayur sebagai pelengkap, biasanya kamu akan dipatok kisaran Rp 100 ribu per porsi. Belum lagi kalau memilih grade daging yang premium, harga yang mesti dibayarkan pun tentunya berbeda dan soal rasa jangan ditanya ya!
Empuknya serta tekstur daging yang dimasak dengan dipanggang, tentunya akan menambahan sensasi berbeda saat menyantapnya. Belum lagi dengan tambahan saus yang dibuat dengan resep rahasia seperti black pepper sauce, mushroom sauce bahkan cream cheese.
Nah kali ini kita gak bakal mengulas nih beragam menu seporsi steak, tapi mencari tahu pengolahan makanan yang banyak digemari semua kalangan. Hanya dengan bermodalkan garam dan merica, sepotong daging mentah ini dapat diolah menjadi menu makanan yang cukup eksklusif.
Kebayang dong menu eksklusif itu kayak gimana sih? Soal rasa udah pasti nomor wahid dan harga yang dibayarkan pun cukup menguras kantong. Bagi kamu yang tertarik untuk membuat bisnis steakhouse karena memasak dan kuliner merupakan kesukaan mu gak ada salahnya lho.
Begini nih gambaran gimana caranya kamu membuka restoran steak, mulai dari modal awal, biaya operasional, hingga memikirkan berapa sih untung yang bakal kamu kantongi setiap bulannya?
Tentunya bisnis ini sangat menyenangkan sekali, belum lagi kamu tipikal orang yang gemar eksperimen dengan resep-resep baru. Rasa tentunya menjadi prioritas kamu dalam membangun bisnis steakhouse.
Yuk kita cari tahu aja ulasannya di bawah ini yang sudah dibikin dengan apik oleh redaksi Lifepal Media.
Modal awal restoran steak

Namanya juga bisnis kuliner tentunya saja kamu memerlukan satu unit dapur yang cukup luas demi memadai sang koki mengolah menu-menu di restoran. Selain itu ruang makan, dan juga peralatannya standar restoran pada umumnya.
Nilai plus menu steak adalah satu makanan yang bisa kamu mengirimkan dengan menggunakan jasa ojek online. Buat menu yang satu ini memang lebih nikmat nih jika disantap langsung ketika baru saja masak! Betul bukan?
Biasanya restoran steak bakal menyajikan menu daging ini disertai dengan garnish seperti sayur mayur maupun penataan saus yang ciamik dan menggugah selera makan. Oleh karena itu, siapkan saja modal awal untuk berbelanja peralatan dan menyewa tempat dengan perkiraan biaya seperti di bawah ini.
Sewa ruko | Rp 100 juta |
Renovasi | Rp 20 juta |
Kompor grill | Rp 8 juta |
Piring keramik 100 buah | Rp 750 ribu |
Pisau dan garpu steak 100 buah | Rp 1,5 juta |
Meja makan tamu | Rp 6 juta |
Kursi makan | Rp 10 juta |
Gelas 100 buah | Rp 1 juta |
Peralatan kasir (Pos System) | Rp 5,3 juta |
Tabung gas 12 kg (3 buah) | Rp 1.332.300 |
Total | Rp 153.882.300 |
Modal yang dikeluarkan saja sudah ratusan juta rupiah lho! Belum lagi menyewa ruko di kawasan Jakarta Selatan atau Pusat yang terbilang cukup tinggi nih biaya sewa per tahunnya.
Biaya operasional

Biaya operasional juga harus diperhatikan dengan seksama. Bisa dibilang, biaya operasional restoran steak memang cukup besar, mengingat komponen utama hidangan ini adalah daging sapi.
Harga daging sapi jelas lebih mahal ketimbang ayam. Steak ayam juga bisa dijadikan salah satu menu tambahan, namun tentu saja sapi bakal jadi yang utama.
Berikut adalah rincian biaya operasional sebuah resto steak dengan menggunakan daging grade A. Kita akan hitung biayanya secara harian dan bulanan
Operasional produksi dalam satu hari
Bahan makanan | Harga per-kg | Total |
---|---|---|
Daging sapi 10 kg (Sirloin, Tenderloin, Rib Eye, Striploin) | Rp 130 ribu | Rp 1,3 juta |
Fillet dada ayam 3kg (30 porsi) | Rp 45 ribu | Rp 135 ribu |
Sayur beku 2 kg | Rp 54 ribu | Rp 108.000 |
Minyak goreng 500 ml | Rp 12.000 | Rp 6.000 |
Butter 2 kg | Rp 140 ribu | Rp 280 ribu |
Kentang goreng 2kg (100 porsi) | Rp 26 ribu | Rp 52 ribu |
Total biaya operasional produksi sehari | Rp 1.881.000 |
Dengan biaya produksi steak sebesar Rp 1,88 juta sehari, kamu bisa melayani kurang lebih 96 pelanggan. Asalkan, untuk satu daging steak yang kamu sajikan ke pelanggan beratnya kurang lebih 150 gram.
Anggap saja, restoran ini memiliki jam operasional setiap hari. Maka biaya operasional untuk restoran bulanannya adalah sebagai berikut.
Produksi steak 30 hari
Rp 1.881.000 x 30 |
Rp 56.430.000 |
---|---|
Refill gas elpiji (2 buah) | Rp 282.000 |
Listrik dan air | Rp 1 juta |
Air minum 150 botol | Rp 300 ribu |
Teh celup 100 kantong | Rp 20 ribu |
Garam kristal 1 kg | Rp 5 ribu |
Bawang putih 1 kg | Rp 53 ribu |
Lada hitam 500 gram | Rp 70 ribu |
Saus (BBQ, Tomat, Sambal) | Rp 100 ribu |
Gaji karyawan (5 orang) | Rp 12.000.000 |
Total biaya operasional per bulan | Rp 70.260.000 |
Perhitungan laba restoran steak

Setelah tahu biaya operasionalnya, maka selanjutnya adalah mengetahui kisaran harga hidangan steak yang umum dijual di resto-resto Jakarta.
Berhubung potongan dagingnya adalah 150 gram, kita tentunya bisa menjualnya dengan harga yang cukup bersahabat alias harga steak “kaki lima”. Untuk beberapa menu di bawah Rp 100 ribu pun bisa kok.
Menu | Harga |
---|---|
Sirloin Steak | Rp 100 ribu |
Rib eye Steak | Rp 120 ribu |
Tenderloin Steak | Rp 150 ribu |
Chicken steak | Rp 85 ribu |
Nah sekarang gimana dengan perhitungan labanya? Mari kita hitung perhitungan labanya, jika dalam sehari ada 96 orang yang makan di restoran steak milikmu. Sementara itu, mereka semua memesan minuman berupa air mineral botolan yang kamu jual Rp 8 ribu per botol. Berikut perhitungan labanya jika kamu membangun bisnis restoran yang menyajikan menu steak.
Laba kotor
Menu | Jumlah pesanan | Harga | Total penjualan |
---|---|---|---|
Sirloin Steak | 30 | Rp 100 ribu | Rp 3 juta |
Rib eye Steak | 24 | Rp 120 ribu | Rp 2.880.000 juta |
Tenderloin Steak | 24 | Rp 150 ribu | Rp 3.600.000 juta |
Chicken steak | 30 | Rp 85 ribu | Rp 2.550.000 juta |
Air minum | 60 | Rp 8 ribu | Rp 480 ribu |
Teh | 80 | Rp 12 ribu | Rp 960 ribu |
Laba kotor satu hari | Rp 13.470.000 |
Pada ilustrasi kali ini, kita akan hitung 10 persen dari steaknya saja. Tidak termasuk air minum, maka dalam sebulan, laba kotor steakhousemu mencapai Rp 13 jutaan. Jika sebulan berarti Rp 13.470.000 x 30 = Rp 404.100.000
Laba bersih per bulan
Kira-kira berapa ya laba bersih dari usaha ini? Gampang saja, cara sederhana dalam menghitung laba bersih per bulan adalah:
Laba kotor – Biaya operasional
So, perhitungannya jadi Rp 404.100.000 – Rp 70.260.000 = Rp 333.840.000
Wah mantap! Sebulan cuan bersihnya bisa setara dengan satu unit mobil baru nih! Tapi patut diketahui lho ya, keuntungan di atas belum termasuk biaya layanan lho.
Besaran biaya layanan pada umumnya adalah 10 persen dari total pesanan. Tentu saja labamu bisa makin besar jika dihitung dengan biaya layanan.
Bisa dibilang, harga steak yang kamu jual di resto ini masih tergolong murah. Tapi tentu saja, harga jual itu memang sepadan jika kamu menggunakan daging grade A bukan grade S atau yang premium.
Steak-steak dengan daging grade S tentu saja harganya bisa dibanderol Rp 200 ribuan atau lebih. Tertarik mendirikan usaha restoran steak? Monggo saja, kalau memang dalam sehari konsisten mampu melayani 96 pelanggan per harinya, maka kamu bakal mendapatkan balik modal dalam sebulan dan ini bukan khayalan lho!
Nah itu lho kisaran besaran estimasi biaya yang mesti kamu rogoh demi membangun sebuah restoran steak. Jika sudah mantap untuk membangunnya, coba deh kamu mencari rekan bisnis yang tepat ya agar semakin cuan dan langgeng dalam berbisnis. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)