Pada tanggal 31 Januari 2020 kemarin Britania Raya resmi keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Ini sekaligus menyelesaikan proses transisi Brexit yang dilakukan semenjak tahun 2017. Hal ini pastinya berdampak kepada Negeri Ratu Elizabeth tersebut, Uni Eropa dan juga Indonesia lho.
Uni Eropa sendiri adalah organisasi regional antar pemerintahan yang mulai berdiri pada tahun 1951 dengan nama European Coal and Steel Community (ECSC), lalu berganti jadi European Economic Community tahun 1958. Barulah di tahun 1993 berganti menjadi Uni Eropa seperti yang kita kenal melalui Perjanjian Maastricht.
Tujuan dari dibentuknya organisasi ini adalah mensinkronisasikan kebijakan dari berbagai bidang seperti ekonomi, politik, keamanan dan juga sosial di wilayah Eropa. Britania Raya sendiri baru bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1973 akibat berbagai pertimbangan.
Hubungan yang terbilang lama tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kedua pihak ketika memutuskan untuk berpisah. Apa aja kira-kira dampak yang dirasakan? Yuk kita simak langsung aja nih ulasan mengenai dampak Brexit berikut ini, melansir dari Business Insider.
Brexit telah merugikan Britania Raya sebesar 130 miliar Poundsterling

Semenjak hasil referendum diumumkan pada pertengahan 2016, istilah British Exit telah menggelontorkan dana sebesar 130 miliar Poundsterling atau setara Rp 2.327 triliun bagi Britania Raya.
Uang sebanyak itu digunakan untuk berbagai persiapan teknis maupun non-teknis selama proses transisi dan pasca perpisahan nantinya. Selain itu terdapat dampak ekonomi yang gak dapat dihindari di pasar keuangan.
Angka itu berpotensi membengkak dan mencapai rekor terbesar pada tahun 2020 ini. Perdana Menteri Britania Raya yakni Boris Johnson memprediksi akan ada biaya sekitar 70 miliar Poundsterling atau Rp 1.268 triliun lagi sampai akhir 2020.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Britania Raya juga berpotensi menurun pasca Brexit

Dalam 3 tahun belakangan ini tingkat pertumbuhan ekonomi Britania Raya terus mengalami tren penurunan ke angka 1 persenan. Padahal sebelum adanya referendum, angke pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2 persen lebih.
Kedepannya beberapa pihak memprediksi persentase tersebut bisa terus turun akibat ketidakpastian yang masih menghantui sebagian masyarakat. Tapi sebagian kecil pengamat ada juga yang mengatakan kalau perekonomian bisa naik ke angka 2 persen lagi setelah resmi berpisah. Bukan hanya untuk domestik, dengan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa akan mempengaruhi perekonomian secara global.
Diluar ekonomi, Brexit juga menimbulkan dampak lainnya

Salah satu yang paling hangat diperbincangkan adalah mengenai kebijakan imigrasi di Inggris. Seperti yang kita ketahui, selama ini jika seseorang udah memiliki Visa Schengen maka gak perlu lagi lapor ke negara tujuan selama negara tersebut anggota Uni Eropa.
Dengan berpisahnya UK dari Uni Eropa, maka akan mempengaruhi mobilitas pekerja yang berkunjung kesana. Termasuk warga negara Indonesia yang sedang bekerja atau menempuh pendidikan.
Selanjutnya untuk para pelaku bisnis, tarif masuk barang yang masuk ke Britania Raya kini terpisah dengan yang berlaku di Uni Eropa. Hal ini menyebabkan adanya penyesuaian harga terhadap komoditas tertentu yang keluar maupun masuk dari Britania Raya.
Keuntungan Britania Raya keluar dari Uni Eropa

Bukan Cuma kerugian, ternyata terdapat satu keuntungan yang didapatkan oleh pemerintah yakni gak perlu lagi mengeluarkan iuran sebagai kewajiban anggota organisasi regional tersebut.
Contohnya pada tahun 2018, Britania Raya membayar sebesar 13 miliar Poundsterling sebagai iuran rutin. Timbal baliknya Uni Eropa memberikan bantuan langsung hanya sebesar 4 miliar Poundsterling.
Dengan keluar dari keanggotaan, negara tersebut bisa menghemat dana yang lumayan banyak dan menggunakannya untuk membiayai fasilitas publik seperti transportasi, pertanian dan asuransi kesehatan nasional (National Health Service) bagi warga Inggris.
Nah itulah sedikit informasi tentang Brexit yang akhirnya menemui cerita akhir. Semoga dampaknya secara global bisa berbuah manis dan memperlihatkan hasil yang positif ya! (Editor: Winda Destiana Putri).